CARA INSTALASI
Install OS agak beda dengan install aplikasi biasa.  Untuk nginstall OS, kita perlu booting dari CD atau DVD instalasi OSnya.  CD atau DVDnya bisa dibeli atau diburn sendiri (biasanya website distro  Linux punya link download untuk download CD image untuk diburn). Untuk  yang dibeli, bisa lanjut ke paragraf berikutnya. Kalau CD atau DVDnya  hasil download CD/DVD image & diburn sendiri, pastiin kalau diburn  jadi bootable CD/DVD supaya komputernya bisa booting dari CD/DVD itu  nanti.
Untuk booting dari CD/DVD, waktu komputer baru dinyalakan,  masuk ke BIOS. Cara masuk BIOS beda-beda tergantung jenis & tipe  komputernya, tapi biasanya tombol yang perlu ditekan ditampilin di  layar. Misalnya kalau ada tulisan 'Press F2 to enter the blablabla',  tekan F2. Kalau berhasil masuk ke BIOS, tampilan layar komputer jadi  seperti gambar di samping. Menunya belum tentu persis sama dengan yang  di gambar itu, tapi isi & fungsinya kira-kira sama. Sama seperti  cara untuk masuk ke BIOS tadi, tampilan BIOS nggak selalu sama.
Nah,  sekarang sudah masuk ke BIOS. Tapi kenapa kita perlu masuk ke BIOS?  Oke, kita perlu ngatur supaya komputernya booting dari CD/DVD. Jadi kita  harus cari bagian di BIOS yang isinya urutan hardware yang jadi  prioritas waktu booting. Di situ, jadiin CD/DVD-ROM drive prioritas  nomor 1. Lalu masukkan CD/DVD OS yang mau diinstall & keluar dari  BIOS. Pilih Exit & Save Changes.
Kalau semua yang di paragraf  sebelumnya dikerjainnya bener, seharusnya komputer mulai booting dari  CD/DVD sekarang. Ikuti langkah-langkah sesuai dengan CD/DVD yang  dipakai. Untuk instalasi OS, kita perlu bikin partisi dalam komputer.  Kalau komputer yang mau diisi OS masih kosong (belum ada OSnya), bikin  partisi sesuai dengan yang diperlukan. Untuk Windows, biasanya ukuran  partisinya sekitar setengah dari memory total hard disk komputer.  Partisi untuk Ubuntu & Linux Mint perlu minimal sekitar 3-5 GB, tapi  untuk amannya bikin ukuran partisinya antara 10-20 GB.
Kalau  komputer yang diinstall OS sudah ada OSnya & mau dibuat dual boot,  pastiin partisi yang dibuat nggak mengganggu partisi dari OS yang sudah  ada. Ada bagusnya buat back up file-file penting untuk jaga-jaga.
OSnya  sudah diinstall, sekarang coba cek isi komputernya. Untuk Windows, coba  cek My Computer. Di situ harusnya cuma ada 1 drive (drive C). Nah,  drive C itu partisi yang tadi kita buat. Kapasitas maksimum dari drive C  disesuaiin dengan jumlah memory hard disk yang dipakai untuk partisi.  Sekarang buka Control Panel & cari Disk Management-nya. Di situ  digambar pemakaian memory hard disk untuk partisi & bagian yang  nggak terpakai untuk partisi. Nah, arahkan pointer ke bagian yang  unallocated itu, klik kanan, & pilih New Volume. Ketik nama untuk  drive yang baru itu & ganti nama drivenya jadi drive D (nggak  diganti juga nggak apa-apa sih).
Nah, sekarang tinggal install  driver hardware yang mau disambung ke komputer & install  aplikasi-aplikasi yang diperluin. Komputer siap dipakai.








01.05
Krisna-dguinsepta@blogspot.com
 Posted in:  



0 komentar:
Posting Komentar