Virus berontok dan anvast virus
Beberapa hari yang lalu, saya diminta oleh seorang teman untuk memperbaiki komputernya yang masih menggunakan sistem operasi Windows. Menurutnya, komputernya selalu terkena virus Brontok bahkan setelah segala hal yang dia lakukan, termasuk memasang paling tidak tiga buah program anti virus dari vendor terkemuka! Akibatnya bisa jadi program anti virusnya akan memperlambat komputer lebih daripada virusnya sendiri.
Sebelumnya saya jarang berurusan dengan virus karena sistem operasi utama saya adalah Linux dan jarang melakukan hal serius di saat menggunakan Windows. Oleh karena itu virus dan anti virus bukanlah sesuatu yang sering saya pikirkan. Tetapi teman saya ini berbeda, dia adalah pengguna awam, masih membutuhkan Windows dan sering bertukar data dengan sumber eksternal. Akibatnya, sehari-hari dia masih harus berurusan dengan virus.
Sebenarnya Brontok adalah virus lama. Saya perhatikan Brontok sudah ada paling tidak sejak tiga bulan yang lalu. Tiga bulan adalah waktu yang cukup lama bagi para produsen anti virus untuk dapat mengenali virus ini dan saya dengar semua program anti virus terkemuka sudah dapat mengenali virus ini asalkan pengguna melakukan proses pembaharuan definisi virus. Yang menjadi masalah adalah bahwa sebagian besar pengguna komputer di Indonesia tidak melakukan pembaharuan definisi virus tersebut karena beberapa faktor:
Maraknya virus-virus social engineering seperti Brontok membuat saya mulai mencari program anti virus apa yang cocok untuk teman saya. Syarat-syaratnya saya adalah sebagai berikut:
Dari sekian banyak program anti virus yang terdaftar di halaman Anti Virus Partners-nya Microsoft (1, 2), hanya ada satu produk anti virus yang mengiklankan ‘gratis untuk keperluan pribadi’, yaitu avast! Antivirus.
Setelah melakukan instalasi dan memperbaharui definisi virus, ternyata program anti virus ini memang dapat mendeteksi file-file berbentuk folder yang merupakan ciri khas virus Brontok. Yang saya tidak suka dari avast Antivirus ini adalah antarmuka default-nya yang rumit, tetapi hal ini dapat diubah dengan mudah ke modus ‘Simple User Interface’.
Sedangkan untuk syarat ketiga, teorinya jika program ini dapat memperbaharui definisi virus melalui Internet, seharusnya adalah hal yang tidak sulit untuk memperbaharui definisi virus melalui jalur darat. Tetapi karena kebutuhan tersebut belum mendesak, nanti saja diurus belakangan .
Avast Anti Virus memang merupakan produk yang tidak terkenal dibandingkan produk-produk seperti Norton AntiVirus dan McAfee Viruscan, tetapi untuk saat ini produk ini adalah satu-satunya produk anti virus yang saya temukan yang dapat memenuhi kebutuhan saya.
Sebelumnya saya jarang berurusan dengan virus karena sistem operasi utama saya adalah Linux dan jarang melakukan hal serius di saat menggunakan Windows. Oleh karena itu virus dan anti virus bukanlah sesuatu yang sering saya pikirkan. Tetapi teman saya ini berbeda, dia adalah pengguna awam, masih membutuhkan Windows dan sering bertukar data dengan sumber eksternal. Akibatnya, sehari-hari dia masih harus berurusan dengan virus.
Sebenarnya Brontok adalah virus lama. Saya perhatikan Brontok sudah ada paling tidak sejak tiga bulan yang lalu. Tiga bulan adalah waktu yang cukup lama bagi para produsen anti virus untuk dapat mengenali virus ini dan saya dengar semua program anti virus terkemuka sudah dapat mengenali virus ini asalkan pengguna melakukan proses pembaharuan definisi virus. Yang menjadi masalah adalah bahwa sebagian besar pengguna komputer di Indonesia tidak melakukan pembaharuan definisi virus tersebut karena beberapa faktor:
- Karena menggunakan program anti virus bajakan. Beberapa program anti virus hasil bajakan tidak dapat melakukan pembaharuan definisi virus.
- Karena ketidaktahuan akan keharusan pembaharuan definisi virus. Sebagian besar pengguna sepertinya berpendapat bahwa komputer sudah 100% aman dari virus setelah dipasang anti virus.
- Karena minimnya penetrasi Internet, sedangkan Brontok bisa menyebar tanpa Internet.
Maraknya virus-virus social engineering seperti Brontok membuat saya mulai mencari program anti virus apa yang cocok untuk teman saya. Syarat-syaratnya saya adalah sebagai berikut:
- Gratis! Dan tentunya bukan bajakan.
- Bisa melakukan pembaharuan definisi virus baik melalui Internet, maupun dengan menggunakan jalan ‘darat’.
- Saat ini sudah bisa mendeteksi Brontok dan varian-variannya.
Dari sekian banyak program anti virus yang terdaftar di halaman Anti Virus Partners-nya Microsoft (1, 2), hanya ada satu produk anti virus yang mengiklankan ‘gratis untuk keperluan pribadi’, yaitu avast! Antivirus.
Setelah melakukan instalasi dan memperbaharui definisi virus, ternyata program anti virus ini memang dapat mendeteksi file-file berbentuk folder yang merupakan ciri khas virus Brontok. Yang saya tidak suka dari avast Antivirus ini adalah antarmuka default-nya yang rumit, tetapi hal ini dapat diubah dengan mudah ke modus ‘Simple User Interface’.
Sedangkan untuk syarat ketiga, teorinya jika program ini dapat memperbaharui definisi virus melalui Internet, seharusnya adalah hal yang tidak sulit untuk memperbaharui definisi virus melalui jalur darat. Tetapi karena kebutuhan tersebut belum mendesak, nanti saja diurus belakangan .
Avast Anti Virus memang merupakan produk yang tidak terkenal dibandingkan produk-produk seperti Norton AntiVirus dan McAfee Viruscan, tetapi untuk saat ini produk ini adalah satu-satunya produk anti virus yang saya temukan yang dapat memenuhi kebutuhan saya.
0 komentar:
Posting Komentar